Tanpa diragukan lagi, minggu ini adalah puncak karier saya sebagai seorang marine conservationist. Dan sebagai seorang yang telah memiliki hubungan jangka panjang dengan lautan di dunia, ini juga merupakan puncak dari hidup saya.
Pada 20 Februari 2013, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat telah secara resmi mengumumkan bahwa seluruh wilayah perairan seluas 4 juta hektar dinyatakan sebagai wilayah perlindungan hiu.
Hal ini berarti bahwa semua penangkapan hiu di wilayah perairan ini sekarang sudah dilarang. Selain itu, wilayah perlindungan ini juga memberikan perlindungan penuh pada sejumlah spesies laut yang secara ekologis dan ekonomis dianggap penting seperti pari manta, duyung, paus, penyu, lumba-lumba dan spesies ikan hias.
Mengapa hal ini penting dan mengapa kita harus peduli?
Hiu mengalami masa yang sangat sulit di lautan kita. Di balik ketakutan masyarakat yang berlebihan terhadap hiu, sesungguhnya mereka menjadi target demi siripnya yang mahal atau tidak sengaja tersangkut jaring ikan.
Menurut perkiraan, setidaknya 26-73 juta hiu dibunuh setiap tahunnya di seluruh dunia, sebagian besar untuk diambil siripnya. Pengambilan sirip hiu adalah salah satu praktik paling kejam yang pernah ada– hiu yang diambil siripnya dibuang hidup-hidup ke laut kemudian badannya berdarah di dalam air.
Hiu disebut ilmuwan sebagai “apex predator” yang berarti berada di puncak rantai makanan dan memainkan peranan yang penting untuk menjaga kesehatan ekosistem.
Tanpa top predator,
ekosistem akan berubah dan menjadi kurang produktif – pada beberapa kasus bahkan menjadi hancur. Perubahan apapun pada ekosistem akan mempengaruhi perikanan lokal yang kemudian akan berpengaruh pada pangan dan penghidupan masyarakat setempat.
Di Indonesia, perikanan lokal itu penting. Setidaknya 20 juta penduduk Indonesia bergantung secara langsung pada sektor perikanan sebagai sumber mata pencaharian dan sumber protein bagi mereka.
Saat ini, Indonesia adalah eksportir hiu dan produk hiu terbesar di seluruh dunia.
Hiu ditangkap melalui perikanan lokal maupun tertangkap tidak sengaja oleh perikanan industry. Deklarasi perlindungan hiu di Indonesia oleh pemerintah Raja Ampat adalah tindakan yang berani, oleh sebab itu pemerintah Raja Ampat layak mendapat pengakuan dunia internasional karena proaktif dalam melindungi spesies ini di perairan mereka.
Pemerintah telah melakukannya secara menyeluruh.
Mereka telah melakukan semua perhitungan matematis dan jelas bahwa hiu yang hidup jauh lebih berharga daripada hiu yang mati.
Menyelam bersama hiu dapat menghasilkan jutaan dolar dari sektor pariwisata setiap tahunnya,
lebih banyak uang yang didapat dari membunuh dan menjual hiu. Menyelam bersama hiu juga memiliki nilai plus karena memberi manfaat bagi banyak orang, sementara membunuh hiu hanya memberi manfaat bagi segelintir orang (dan jelas memiliki dampak negatif bagi hiu itu sendiri).
Hal ini juga menjadi salah satu sorotan bagi karier saya, diminta menulis naskah akademik untuk peraturan daerah untuk melindungi hiu di Raja Ampat dan menjadi penasihat teknis bagi pemerintah dalam menyusunnya.
Bekerja dengan tim yang dinamis dari badan perikanan,
biro hokum dan anggota parlemen, kami meninjau seluruh aspek dari pokok persoalan – dari biologis ke ekologis ke sosial dan ke ekonomis – ketika kami menyusun peraturan tersebut.
Harapan kami sekarang adalah semoga perlindungan hiu di Raja Ampat akan menginspirasi daerah tingat dua lainnya untuk mengikuti langkah pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan menciptakan efek bola salju yang akan terbawa ke bagian lain di Indonesia dan pada akhirnya ke negara lain. Itu akan membuat puncak karier ini menjadi terlihat lebih baik.
Seluruh foto adalah milik The Nature Conservancy
Sumber : www.Nature.or.id
0 comments:
Post a Comment