KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, banyak warga masyarakat yang tidak mengetahui jika sebenarnya jumlah pertumbuhan gereja di Indonesia jauh lebih banyak dari jumlah masjid.
Hal tersebut disampaikan JK dalam HUT Baitul Muslimin Indonesia, Jumat (29/3/2013) di Pancoran, Jakarta Selatan. Menurutnya, dalam rentang waktu 20 tahun, pertumbuhan gereja sebesar 130 persen, sedangkan masjid 63 persen.
"Itulah bukti bahwa Muslim sangat menghormati non-Muslim," kata JK di kantor pusat Baitul Muslimin Indonesia, di Pancoran, Jakarta Selatan.
JK menceritakan bahwa dirinya sempat mendapat protes dari sebagian pihak kenapa masjid ada di mana-mana. JK lalu menjawab bahwa hal itu dampak dari betapa toleransinya Indonesia yang walaupun mayoritas penduduknya beragama Islam, hari libur tetap hari Minggu.
Hal itu tentu menyebabkan masyarakat yang beragama Islam harus melaksanakan ibadah di sela-sela waktu kerja dan hal itu tentu menyebabkan masjid akhirnya ada di kantor, mal, ataupun di tempat-tempat kerja lainnya.
"Tidak ada negara dengan mayoritas penduduk Islam, tapi hari liburnya justru Minggu seperti di Indonesia. Jadi, kalau mau gereja yang ada di mana-mana, tentu hari liburnya ditukar dari Minggu jadi Jumat," ujar JK, yang dalam acara tersebut bertindak sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.
Dalam acara HUT ormas Islam sayap dari PDI-P tersebut, selain JK, hadir beberapa tokoh lainnya, seperti Taufiq Kiemas (Ketua Dewan Penasihat PDI-P), Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Khalid Ghazali (Sekjen PB NU), Akbar Tandjung (mewakili KAHMI), Jimly Assidique (mewakili ICMI), dan Hamka Haq (Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia).
0 comments:
Post a Comment