English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Doughlas Purba

Menghidupkan Kembali

Written By Unknown on Thursday, 28 March 2013 | 00:33:00



Menghidupkan kembali spesies yang telah punah bukan lagi fantasi. Patutkah?

OLEH CARL ZIMMER
FOTO OLEH ROBB KENDRICK
Pada 30 Juli 2003, tim gabungan ilmuwan Spanyol dan Prancis menghidupkan kembali satwa yang telah punah, sekalipun hanya untuk menyaksikannya punah lagi. Satwa yang dihidupkan kembali adalah kambing liar yang disebut bucardo, atau ibeks pyrénées.

Bucardo (Capra pyrenaica pyrenaica) adalah satwa besar nan elok yang beratnya bisa mencapai 99 kilogram dan memiliki tanduk capang. Selama ribuan tahun makhluk ini hidup di ketinggian Pyrénées, pegunungan yang memisahkan Prancis dan Spanyol.

Lalu manusia menciptakan senjata api. Selama beberapa abad selanjutnya, populasi bucardo merosot akibat perburuan. Pada 1989 ilmuwan Spanyol melakukan survei dan menyimpulkan, tersisa sekitar selusin bucardo. Sepuluh tahun kemudian tinggal seekor bucardo yang masih hidup: betina yang dipanggil Celia.

Tim dari Taman Nasional Ordesa and Monte Perdido, dipimpin dokter hewan Alberto Fernández-Arias, memerangkap satwa itu, memasang kalung-radio di lehernya, lalu melepaskannya kembali ke alam liar. Sembilan bulan kemudian Celia menemui ajalnya. Bucardo pun resmi dinyatakan punah.

Akan tetapi, sel Celia tetap hidup, diawetkan dalam laboratorium. Selama beberapa tahun berikutnya tim ahli yang dipimpin José Folch menyuntikkan inti sel tersebut ke dalam sel telur kambing yang telah dibuang DNA kambingnya, kemudian sel telur itu ditanamkan ke rahim induk pengganti.

Dari 57 kali implantasi, hanya tujuh satwa yang bunting. Dan dari tujuh yang bunting itu, enam mengalami keguguran. Namun, satu induk—persilangan ibeks spanyol dengan kambing—mengandung klon Celia sampai lahir.

Folch dan rekan-rekannya melakukan bedah sesar dan mengeluarkan anak hasil klon seberat dua kilogram. Saat Fernández-Arias memegang anak bucardo yang baru lahir itu, dia melihat bahwa satwa tersebut sulit bernapas.

Meskipun mendapat napas bantuan, klon Celia itu mati sepuluh menit kemudian. Bedah nekropsi kemudian mengungkapkan bahwa di salah satu paru-parunya tumbuh lobus tambahan yang besar dan padat seperti hati.

0 comments:

Post a Comment