English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Doughlas Purba

10 spesies yang terancam punah oleh WWF

Written By Unknown on Thursday, 4 April 2013 | 22:06:00

WWF (World Wildlife Fund) menetapkan 10 spesies terancam punah yang memerlukan prioritas perhatian dan perlakuan dari semua pihak.spesies-spesies ini dan satwa lainnya harus dilindungi, tidak boleh diburu atau dibunuh dan tidak dirusak habitat tempat mereka hidup. Spesies apa saja itu?


  • Macan tutul salju [Snow Leopard]


World Wildlife Fund (WWF) menyebutkan bahwa macan tutul salju jumlahnya diperkirakan mencapai 6.000 ekor yang tersebar di 12 negara [tahun 2012]. Namun jumlahnya terus berkurang karena diburu demi bulunya yang dijadikan bahan baku industri mode. Pemanasan global juga ikut memengaruhi habitat mereka tinggal. Macan tutul salju adalah hewan yang indah dan memiliki daya jelajah luas.
Dari  tulisan di Wikipedia tentang macan tutul salju ini, Macan Tutul Salju (Uncia uncia) adalah sejenis kucing berukuran besar, dengan panjang tubuh mencapai 130cm, dan panjang ekor sekitar 100cm. Spesies ini mempunyai bulu tebal berwarna putih keabu-abuan dengan bintik-bintik berwarna hitam kecoklatan. Kucing betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Tidak seperti kucing-kucing besar lainnya, Macan Tutul Salju tidak dapat mengaum ataupun mendengkur, dan merupakan satu-satunya spesies di dalam marga tunggal Uncia.
Daerah sebaran spesies ini adalah di pegunungan salju Asia Tengah, dari Afganistan sampai Tibet bagian timur. Mangsa utamanya terdiri dari kambing gunung, kelinci dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitat Macan Tutul Salju. Macan Tutul Salju adalah hewan penyendiri, jantan dan betina berburu mangsa berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Macan Tutul Salju betina biasanya mempunyai dua sampai tiga anak, yang tinggal bersama induknya sampai macan tutul muda berumur setidaknya satu tahun.
Walaupun dilindungi di hampir semua negara tempat spesies ini berada, Macan Tutul Salju masih diburu secara liar karena memangsa hewan ternak dan terutama untuk diambil bulunya. Macan Tutul Salju dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan di dalam CITES Appendix I.
  • Gorila gunung

Gorilla gunung mulai dikenal pada 17 Oktober 1902. Mereka adalah primata yang memiliki kecerdasan yang tinggi, beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa gorila bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sandi. Tinggal di kawasan perbukitan atau pegunungan hutan hujan tropis-subtropis di Afrika. Mereka tinggal berkelompok dengan jantan dewasa paling tua dan kuat sebagai pemimpinnya. Meski besar gorilla adalah hewan yang pemalu. Makanan gorila terdiri dari sayur-sayuran, walaupun kadang juga makan serangga. Setiap gorila mempunyai hidung yang unik, seperti manusia yang mempunyai sidik jari yang unik. Populasi mereka terancam karena sering diburu manusia dan penebangan liar. Ilmuan memperkirakan ada tinggal sekitar 50.000 gorila di alam liar Afrika. Sebagian besar dari dari jumlah ini adalah gorila dataran barat. Gorila dataran timur hanya tinggal sekitar 2500. Gorila gunung berjumlah 600 ekor dan berada dalam ancaman kepunahan. [baca lebih lengkap tentang species ini di wikipedia]
Virunga Massif di Rwanda, adalah rumah bagi gorila gunung langka yang terancam punah. Pegunungan ini mengapit Rwanda, Uganda dan Republik Demokratik Kongo. Ketiga negara ini telah meningkatkan upaya untuk melindungi populasi gorila, melalui pengawasan perburuan dan habitat. Dari hasil pariwisata gorila di negara ini adalah 90 persen dari pendapatan Rwanda, lebih dari 175 juta dollar per tahun. Dan uang itu akan digunakan untuk melindungi gorila-gorila langka ini. Upaya ini juga diharapkan tidak ada lagi tragedi pembunuhan species gorila yang pernah terjadi di Kongo (DRC) Taman Nasional Virunga [Tahun 2007] dimana 9 gorila dibunuh oleh anti-pemerintah bersenjata dengan menebang pohon, mencuri dan membunuh gorila.
  • Tuna sirip biru Samudra Atlantik [Bluefin Tuna]

Ikan dari famili scombridae ini adalah ikan terbesar di keluarganya, yaitu dengan panjang makzimum dapat mencapai 4,3 meter (14 kaki) dan berat 679 kg bagi yang berukuran dewasa. Remaja dapat mencapai ukuran rata-rata 2-2,5 meter (6-8,2 kaki) dan berat 350 kg (770 lb), kecepatan berenangnya max:74 km /jam. Tuna sirip biru dapat menyelam hingga kedalaman 1000 meter. Ikan ini bisa dibilang menjadi spesies yang jarang diperhatikan. Karena pemancingan atau penangkapan yang berlebihan (over fishing) oleh beberapa negara, populasi ikan tuna sirip biru menjadi terancam punah. Tuna sirip biru tersebar di perairan Samudera Pasifik dan Mediterania. Di Jepang, ikan ini adalah ikan yang mahal karena dagingnya dikenal enak untuk dijadikan sushi. Jika konsumsi ikan tuna dan penangkapan ikan tuna tidak dibatasi, mereka akan lenyap dari samudera.
  • Harimau

Harimau atau macan tergolong dalam kerajaan hewan dalam filum kordata (mempunyai saraf tulang belakang), sub-filum vertebrata(bertulang belakang), kelas mamalia (berdarah panas, berbulu dengan kelenjar susu), pemakan daging (karnivora), keluarga felidae(kucing), genus panthera, spesies tigris (harimau). Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar, kijang, babi, kijang, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, harimau berbeda dengan kucing biasa yang kecil, harimau sangat suka berenang, dan pada dasarnya kucing takut dengan air. Jumlah harimau di seluruh dunia tinggal 3.200 ekor, paling banyak tersebar di Asia Tenggara, India dan Rusia. Tapi selama 100 tahun terakhir, 97 persen populasi harimau sudah musnah karena perburuan oleh manusia dan penebangan hutan. Harimau Jawa dan harimau Bali adalah contoh harimau yang sudah punah. Harimau adalah kucing terbesar di muka bumi, mereka berburu secara sendiri (bukan berkelompok) dan hidup di dataran rendah/perbukitan di hutan hujan tropis. Jumlah harimau saat ini tidak lebih dari 3.000 ekor dan terus terancam oleh pemburuan liar. Meski status populasinya sudah “merah”, para ilmuwan masih yakin harimau msaih bisa bertahan asalkan ancaman terhadap keberadaan mereka diatasi dengan efektif dan segera.
  • Vaquita

Peneliti sedikit kesulitan untuk observasi hewan ini. Vaquita sejenis lumba-lumba namun memiliki ukuran lebih kecil dan moncongnya tidak panjang. Vaquita hidup di teluk kawasan California dan Meksiko. Species ini biasanya terlihat di perairan dangkal, hidup sendiri atau berkelompok dalam 2 – 4 ekor, masa reproduksi vaquita terjadi pada musim semi atau musim panas dan melahirkan 1 ekor vaquita setiap 2 tahun sekali dimusim semi, induk vaquita merawat anak mereka mereka dari 6 – 8 bulan.

Keberadaannya terancam punah akibat jaring nelayan dan pencemaran limbah di daerah pesisir.  Diperkirakan sekarang hanya ada sekitar 600 ekor di seluruh dunia, diketahui bahwa hewan ini bisa hidup hingga 22 tahun dan setiap tahunnya sekitar 40 – 80 vaquita terbunuh dalam pukat atau jaring ikan para nelayan.
  • Penyu

Penyu adalah kura-kura laut. Penyu adalah salah satu hewan yang telah hidup selama ratusan juta tahun, sejak akhir zaman Jura (145 – 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam. Enam dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia ditemukan di perairan Indonesia dan bertelur di beberapa pantai di negeri ini. Namun di Sumatera, Bali dan beberapa daerah di Indonesia banyak masyarakat  yang mengkonsumsi telur penyu dan dagingnya dijadikan sate. Sebagian orang menganggap penyu adalah salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selain tempurungnya yang menarik untuk cendramata.
Menurut wikipedia, dalam laporan Conservation International (CI) yang diumumkan pada simposium tahunan ke-24 mengenai usaha pelestarian penyu di Kosta Rika disebutkan, banyaknya penyu belimbing turun dari sekitar 115.000 ekor betina dewasa menjadi kurang dari 3.000 ekor sejak tahun 1982. Penyu belimbing telah mengalami penurunan 97% dalam waktu 22 tahun terakhir. Selain itu, lima spesies penyu juga beresiko punah, meski tidak dalam jangka waktu yang singkat seperti penyu belimbing.
Hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi oleh undang-undang nasional maupun internasional karena dikhawatirkan akan punah disebabkan oleh jumlahnya makin sedikit. Di samping penyu belimbing, dua spesies lain, penyu Kemp’s Ridley dan penyu sisik juga diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh The World Conservation Union (IUCN). Penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), dan penyu tempayan atau loggerhead (Caretta caretta) digolongkan sebagai terancam punah. Hanya penyu pipih (Natator depressus) yang diperkirakan tidak terancam. Meski sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pelestarian Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang melindungi semua jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang berjalan lamban ini terus berlanjut.
  • Lumba-lumba sungai
Lumba-lumba sungai juga terancam punah. Lumba-lumba yang hidup di Sungai Mekong dan Sungai Malampaya Filipina ini hampir punah karena pencemaran limbah dan jaring nelayan. Tiga area hutan mangrove yang memanjang antara Bangladesh hingga India jg merupakan rumah bagi sejumlah besar populasi lumba-lumba Sungai Irrawaddy dan Gangga. Meski lumba-lumba bukanlah incaran para nelayan, namun lusinan hewan-hewan yang malang ini seringkali ikut terjerat dalam jaring ikan dan mati tiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan oleh Bangladesh Cetacean Diversity Project (BCDP) menyatakan, ada sekitar 6 ribu ekor lumba-lumba Irrawaddy tinggal di pesisir selatan Bangladesh, termasuk di Sundarbans. Pada kawasan lain di mana lumba-lumba tersebut ditemukan, seperti delta sungai Mekong di Asia Tenggara, populasinya diperkirakan hanya tinggal kurang dari 100 ekor. Pemerintah Bangladesh menyebutkan, tiga kawasan hutan mangrove di bagian selatan negeri itu akan didedikasikan sebagai penangkaran untuk melindungi lumba-lumba air tawar, yang merupakan salah satu spesies hewan terancam punah.
  • Orangutan Sumatra

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) adalah spesies orangutan terlangka. Orangutan Sumatra hidup dan endemik terhadap pulau Sumatra, bertahan di area provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ujung paling utara Sumatra, Orang utan Sumatera adalah satu dari dua spesies orang utan di dunia. Saudaranya orang utan Kalimantan juga terancam punah. Orang utan Sumatera memiliki rambut berwarna coklat, sedangkan orang utan Kalimantan rambutnya berwarna coklat kemerahan. Penebangan hutan untuk kebun kelapa sawit dan industri kertas serta pembunuhan massal menjadi ancaman serius bagi orang utan. Survei ditahun 2004 memperkirakan ada sekitar 7.300 ekor orangutan Sumatra yang masih hidup di alam liar.Beberapa di antaranya dilindungi di lima daerah di Taman Nasional Gunung Leuser dan lainnya hidup di daerah yang tidak terlindungi: blok Aceh barat laut dan timur laut, sungai Batang Toru Barat, Sarulla Timur dan Sidiangkat. Program pembiakan telah dibuat di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di provinsi Jambi dan Riau dan menghasilkan populasi orangutan Sumatra yang baru.
  • Gajah

Ada 2 spesies gajah di dunia, gajah Asia dan gajah Afrika. Meskipun berbadan besar, gajah adalah hewan perenang yang handal. Mereka dapat berenang selama 6 jam dan menempuh jarak hingga 50 km. Tengkorak gajah besar dan kuat, berisi otak yang sangat cerdas, maka dari itu gajah memiliki daya ingat yang sangat baik. Gajah terancam punah karena hutan tempat mereka mencari makan dan beranak pinak terus dibabat. Tak hanya itu, konflik dengan manusia juga menjadi faktor utama jumlah gajah [terutama di Asia] terus berkurang. Di Sumatra banyak gajah mati diracuni warga. WWF sendiri mencatat, sedikitnya 201 gajah liar yang ditangkap pemerintah Riau sejak tahun 2000 sebagai upaya penanganan konflik. Sedikitnya 46 ekor diantaranya mati akibat penangkapan yang tidak profesional. Populasi gajah di Riau berkurang sekitar 75%. Di Indonesia sendiri (P. Sumatra) pada tahun 1983 diperkirakan terdapat 1.067-1.617 ekor gajah menjadi hanya tinggal 353-431 ekor gajah pada tahun 2003 Hal senada diungkap Mitigasi konflik Gajah WWF Indonesia, Program Riau meminta pengusutan tuntas adanya kasus pelanggaran hukum terkait dengan perlindungan gajah sumatera dan habitatnya.

  • Badak jawa

Badak jawa adalah badak terkecil di dunia, memiliki satu cula dan hidup di Ujung Kulon-Banten. Jumlahnya diperkirakan hanya puluhan ekor sekarang. Dua belas ekor badak Jawa terakhir yg terdapat di Sumatera ditembak oleh pemburu-pemburu Belanda antara tahun 1925-1930 & setelah itu seekor lagi ditembak di dekat Tasikmalaya pd thn 1934. Pernah disebutkan juga bahwa penurunan populasi disebabkan oleh erosi keragaman genetis karena setiap dua tahun pertumbuhan satu ekor terhambat, setelah data tersebut dianalisis, disimpulkan bahwa program penangkaran badak Jawa perlu dilakukan, selain mengintensifkan perlindungannya di Ujung Kulon. Kini [2012] dari 35-45 badak jawa yang diperkirakan masih hidup di Indonesia, jenis kelamin betina diperkirakan hanya tinggal empat hingga lima ekor, padahal spesies badak ini hanya melahirkan satu badak, dengan masa kehamilan 16 bulan. Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal International Union for Conservation Nature (Sekjen IUCN) Simon an Stuart.

0 comments:

Post a Comment