Sastrawan Shakespeare Pengusaha yang Kejam
Written By Unknown on Wednesday 3 April 2013 | 16:30:00
London - William Shakespeare selama ini dikenal sebagai penulis drama terkenal asal Inggris. Shakespeare, yang hidup antara 1564-1616, ternyata juga merupakan seorang tuan tanah dan pengusaha yang kejam.
Dilansir dari situs BBC, sejumlah dokumen yang ditemukan Universitas Aberystwyth di Wales, Inggris Barat, menemukan Shakespeare menarik keuntungan saat kelaparan dan masa-masa sulit dialami masyarakat saat itu. Catatan pengadilan dan pajak juga memperlihatkan dia berulang kali didakwa karena menimbun bahan pangan secara gelap untuk dijual dengan harga yang tinggi.
Sebagai tuan tanah, Shakespeare menggunakan sebagian besar tanahnya untuk menanam gandum dan biji-bijian ketika bencana kelaparan melanda Eropa. Dia kemudian menimbun sebagian hasil panen agar bisa dijual dengan harga mahal. Warga yang terlambat membayar pembelian pangan itu sering pula dikenakan denda. Namun, aksinya bisa diendus pihak berwenang sehingga beberapa kali sastrawan terkenal itu diproses ke pengadilan.
Tim peneliti Universitas Aberystwyh memperkirakan Shakespeare baru pensiun sebagai "pengusaha" setelah bekerja selama 24 tahun. Pasa masa hidupnya, dia merupakan tuan tanah terbesar di kota tempat tinggalnya, Stratford-upon-Avon.
Salah satu karya Shakespeare, Coriolanus, menggambarkan tuan tanah yang kaya dengan latar belakang kerusuhan akibat penimbunan pangan pada masa kelaparan. Dalam karya yang diperkirakan ditulis antara tahun 1605-1608, para warga biasa berupaya melakukan balas dendam atas para bangsawan dan pedagang yang dianggap menghambat mereka untuk mendapat makanan.
Penulis naskah terkeal Romeo and Juliet ini sempat berkarier di London, tetapi kembali ke Stratford-upon-Avon pada masa lima tahun terakhir kehidupannya. Dia meninggal dunia pada 23 April 1616 dan dikenang sebagai salah satu sastrawan penting dunia, yang karya-karyanya masih terus dipentaskan di berbagai belahan Bumi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment