Kathmandu : Selama beberapa dekade para pendaki gunung antusias mengikuti jejak Sir Edmund Hilary, menaklukkan puncak tertinggi di dunia: Gunung Everest.
Namun, sadar ataupun tidak, mereka telah meninggalkan jejak kehancuran, menciptakan tumpukan sampah rata-rata 50 ton per tahun, di antaranya kaleng oksigen, peralatan memanjat, bekas tenda, bungkus makanan, bahkan kotoran manusia.
Masalah makin pelik, sebab ekosistem rapuh Himalaya terancam. Termasuk para penduduk yang menghuni desa-desa di lereng Himalaya, tak hanya terganggu oleh para pengunjung yang mengincar petualangan, ketenaran, atau kejayaan, tapi juga kontaminasi dari bekas minuman dan makanan.
Kondisi itu membuat pemerintah Nepal bereaksi, bahkan sejak satu dekade lalu, memaksa setiap turis Everest bertanggung jawab atas peralatan yang mereka bawa.
Dan sekelompok orang mendirikan proyek Saving Mount Everest untuk menyelamatkan daya tarik paling tinggi di dunia itu.
Penulis sekaligus fotografer lingkungan, Martin Edstrvm salah satu anggotanya. "Pertumbuhan tinggi jumlah pengunjung membawa tekanan besar bagi lingkungan dan menciptakan gunungan sampah -- dari base camp sampai ke "zona mati"," kata dia seperti dimuat Daily Mail, Selasa (22/5/2013).
Apalagi, "di Sherpa, desa di sepanjang rute trekking, tak ada sistem pembuangan limbah yang berkelanjutan."
Dia menambahkan, 50 ton sampah yang tertinggal setiap musim, menghadirkan konsekuensi berbahaya, merusak pemandangan dan ancaman bagi lingkungan yang rentan.
Tujuan keseluruhan dari proyek, yang secara resmi diluncurkan pada tahun 2010, adalah untuk melindungi dan mengelola keanekaragaman hayati yang kaya, yakni Sagarmatha, Nepal atau Taman Nasional Everest.
Penekanannya adalah pada pengelolaan limbah padat dan untuk mendukung dan memperkuat masyarakat lokal sebagai pengasuh konservasi keanekaragaman hayati.
Setelah 3 tahun kerja keras yang bertaruh nyawa, mendaki puncak berbahaya, kerja pembersihan sampah hampir usai.
Mereka telah menarik turun hampir 10 ton sampah berbahaya dari puncak Everest, memperkenalkan teknik pengelolaan limbah yang aman ke desa-desa setempat dan wisatawan. Juga memasang setidaknya 15 fasilitas pengolahan limbah.
Para relawan bekerja sama dengan pemerintah Nepal memperberat hukuman yang lebih ketat untuk orang yang membuang sampah sembarangan. Salah satunya, pendaki harus menandatangani perjanjian plus deposito 2.500 pound sterling, untuk memastikan mereka membawa kembali alat-alat yang mereka bawa dari puncak gunung.
Lumayan efektif, meski komitmen banyak pihak diperlukan dalam upaya ini. Demi Everest.
0 comments:
Post a Comment