English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Doughlas Purba

Blogger

Destinys Child Live with Stand Up For Love

Written By Unknown on Wednesday 29 June 2011 | 20:20:00





There are times I find it hard to sleep at night
We are living through such troubled times
And every child that reaches out for someone to hold
For one moment they become my own

And how can I pretend that I don’t know what’s going on?
When every second of every minute another soul is gone

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness
Of giving up
Of suffering

Then we all stand together this one time
Then no one will get left behind
And stand up for life
Stand up and hear me sing
Stand up for love

I'm inspired and hopeful each and everyday
That's how I know that things are gonna change

So how can I pretend that I don’t know what’s going on?
When every second of every minute
Another soul is gone

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness
Of giving up
Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up for love

And it all starts right here
And it starts right now
One person stand up
And the rest will follow
For all the forgotten
For all the unloved
I'm gonna sing this song

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness
Of giving up
Of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life 
Stand up and sing 
Stand up for love 
For love
For love

20:20:00 | 0 comments | Read More

Sejarah Danau Toba

Written By Unknown on Sunday 26 June 2011 | 04:41:00

Letusan gunung berapi besar Toba yang terjadi di masa lalu telah memusnahkan hutan India tengah dan mungkin telah mendorong manusia ke jurang kepunahan, menurut sebuah studi baru yang menambahkan bukti pada topik yang kontroversial itu.

Letusan Toba, yang terjadi di pulau Sumatera sekitar 73.000 tahun yang lalu, melepas sekitar 800 kilometer kubik abu ke atmosfir yang menyelimuti langit dan menghalangi sinar matahari selama enam tahun.




Sebagai buntutnya, suhu global menurun sebanyak 28 derajat Fahrenheit dan kehidupan di Bumi jatuh ke dalam suatu zaman es yang berlangsung sekitar 1.800 tahun.

Stanley Ambrose, profesor antropologi di University of Illinois, mengusulkan dalam Journal of Human Evolution mengenai efek dari letusan Toba dan Zaman Es yang menjelaskan hambatan nyata pada populasi manusia yang dipercaya terjadi antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu.


Kurangnya keragaman genetik di antara manusia yang hidup hari ini menunjukkan bahwa selama periode itu manusia sangat mendekati kepunahan.

Untuk menguji teorinya, Ambrose dan tim penelitiannya menganalisis serbuk sari dari inti laut di Teluk Benggala yang memiliki lapisan abu dari letusan Toba. Para peneliti juga membandingkan rasio isotop karbon dalam tanah fosil yang diambil langsung dari atas dan bawah abu Toba di tiga lokasi di tengah India - sekitar 3.000 mil dari gunung berapi - untuk menentukan jenis vegetasi yang ada di berbagai tempat.


Daerah berhutan lebat meninggalkan sidik jari isotop karbon yang berbeda dari wilayah rumput atau hutan berumput.

Tes menunjukkan perubahan jenis vegetasi di India secara tiba-tiba setelah letusan Toba. Para peneliti menulis dalam jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology mendapati suatu pergeseran ke "tutupan vegetasi yang lebih terbuka dan mengurangi representasi pakis," yang tumbuh dalam kondisi lembab, yang "menunjukkan kondisi kering secara signifikan di daerah ini untuk 1.000 tahun setelah letusan Toba."

Mungkin kekeringan juga menunjukkan penurunan suhu "karena ketika Anda mengecilkan suhu juga mengurangi curah hujan," kata Ambrose.

"Ini adalah bukti jelas bahwa Toba menyebabkan deforestasi di daerah tropis untuk waktu yang lama."

Dia juga menyimpulkan bahwa bencana mungkin telah memaksa nenek moyang manusia modern untuk mengadopsi strategi baru untuk kelangsungan hidup, menggantikan Neanderthal dan spesies manusia kuno lainnya.

Meskipun manusia selamat dari peristiwa itu, para peneliti telah mendeteksi aktivitas meningkat di bawah sebuah kaldera di Taman Nasional Yellowstone, di mana beberapa tersangka letusan supervolcanic lain pada akhirnya akan terjadi. Meskipun tidak diharapkan terjadi dalam waktu dekat, sebuah letusan Yellowstone bisa menutup setengah Amerika Serikat dengan lapisan abu sampai dengan 3 meter.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA,
letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari
jumlah populasi manusia bumi saat itu yaitu sekitar 60 juta manusia.
Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para
ahli masih memperdebatkan soal itu.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
04:41:00 | 0 comments | Read More

Shinedown - Second Chance (Video)

Written By Unknown on Saturday 25 June 2011 | 19:47:00

19:47:00 | 0 comments | Read More

Shinedown - Diamond Eyes (Boom-Lay Boom-Lay Boom) - Official Video

19:30:00 | 0 comments | Read More

Korn - Oildale (Leave Me Alone)

19:13:00 | 0 comments | Read More

Korn - Let The Guilt Go

19:13:00 | 0 comments | Read More

korn - a.d.i.d.a.s., live (best quality)

19:05:00 | 0 comments | Read More

TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI LOMBOK

Written By Unknown on Wednesday 22 June 2011 | 00:22:00


Gunung yang berada di ketinggian 3.726 meter dpl ( di atas permukaan laut) yang terbentang dalam kawasan taman nasional seluas 41.330 hektar, menawarkan pesona alam yang mampu mengundang decak kagum. Itulah sebabnya mengapa wisata anda kurang lengkap jika belum mengunjungi gunung Rinjani. Panorama yang indah disepanjang jalur pendakian yang terbentang dari lombok barat sampai lombok timur, perpaduan alam hutan hujan pegunungan dengan savana khas nusa tenggara.


Di lembah sebelah barat terdapat danau segara anakan yang luasnya 1.100 hektar. danau yang berada diketinggian 2.008 mdlp ini mempunyai air yang berbau belerang. Selain keindahannya ditengah-tengah danau muncul gunung vulkanik baru, yang oleh masyarakat setempat diberu nama gunung baru jari, yang berarti Gunung baru jadi. dan bagi anda yang punya kegemaran mancing bisa melepas leleh dengan memancing.

Gunung rinjani merupakan tempat yang sangat di skralkan bagi masyarakat lokal baik yang beragama Islam, Hindu, maupun orang-orang yang menganut watu telu, Umat hindu mengadakan perayaan persembahyangan setiap 1 tahun sekali yakni pada acara yang mereka sebut pakeleman, yang biasanya jatuh pada bulan september tahun masehi. Dan pada saat itu biassanya ratusan umat hindu baik yang penduduk asli lombok maupun yang berasal dari bali akan memenuhi areal perkemahan di dekat danau.


Disisi lain pada setiap bulan maulid masyarakat lokal yang beragama islam juga mengadakan ritual, selain berdo'a untuk mendapat berkah juga melakukan terapi penyembuhan, dimana masyarakat lokal sangat percaya akan hasiat pemandian air panas yang ada di rinjani untuk menyembuhakan berbagai macam penyakit.


Permandiaan ini dapat melepas lelah setelah melakukan pendakian. Di tempa pemandian ini anda dapat menemukan banyak tempat dengan suhu yang bereda-beda, dari yang paling panas, panas sampai yang sedang.


Dari ketinggian 2800meter dlp anda dapat melihat matahari tenggelam. Matahari akan tengelam perlahan-lahan dibalik gunung sengkareng. Gunung rinjani merupakan wisata andalan pulau lombok dalam rangka menggaet wisatawan.






00:22:00 | 0 comments | Read More

Mataniari Binsar Lyrics

Written By Unknown on Tuesday 21 June 2011 | 22:20:00

Sada do mataniari binsar
Boi do i manondangi sasude
Ai bulan i pe ro ito
Naboi do manorangi haholomon
Holan ho ai holan ho do hasian
Sai tu ho sai tu ho do rahaki
Sasado ho do hasian na boi pasonang roha salelengna



Reff
Torop pe bintang na di langit hasian
Sigarani api sada do
Torop si boru nauli hasian
Tinodo ni roha sai tu ho
Anggiat ma nian holong ni rohami
Holong ni roha salelengna



22:20:00 | 0 comments | Read More

Serma Dengan Dengan Lyrics

Serma Dengan-dengan

Serma dengan dengan doding 
kontongan aloya
serma dengan dengan doding-doding 
kontongan aloya

na suan ma timbaho da boto 
dua gantang sadari
na ubah ma parlaho da boto
ulang songon siapari

Serma dengan dengan doding 
kontongan aloya
serma dengan dengan doding-doding 
kontongan aloya

pisoku do pisomu da boto
piso pambibik tobu 
siholhu do siholmu da boto
sihol lao mardomu

dalan hu naranggaol da boto 
bahat bona ni pisang
pala-palam argaul da boto 
ulangbe na min sirang
22:19:00 | 0 comments | Read More

Di Parsobanan

Ai diingot ho dope ito rap dakdanak uju i
rap marmeam meam di hauma manang di balian i
ho marlojong lojong di batangi laos hu adu sian pudi
laos tinggang do ho ditikki i sap gambo bohimi
Ai diingot hodope ito nadiparsobanan i
ima naso tarlupahon au tikki roma rimbus i
laos hubukka ma dabajukki asa adong saong-saong mu
tung massai gomos do ho huhaol asa tung las ma daging mi
Reff.
Hape dung saonari nungnga leleng dang pajumpang dohot ho hasian,
nungnga adong sappulu taon atik naung muli do ho
Molo tung namuli pe taho dang na pola sala i hasian
asal ma huida bohimi asa tung sonang rohakki
Anggo ala rokkap do ito Tuhan ta do umboto i…
22:17:00 | 0 comments | Read More

One Day by Matisyahu lyrics

Sometimes I lay under the moon
And I thank God I'm breathin'
Then I pray don't take me soon
'Cause I am here for a reason

Sometimes in my tears I drown
But I never let it get me down
So when negativity surrounds
I know someday it'll all turn around because

All my life I been waitin' for
I been prayin' for, for the people to say
That we don't want to fight no more
They'll be no more wars
And our children will play, one day

It's not about win or lose 'cause we all lose
When they feed on the souls of the innocent blood
Drenched pavement keep on movin'
Though the waters stay ragin'


And in this life you may lose your way
It might drive you crazy
But don't let it phase you, no way

Sometimes in my tears I drown
But I never let it get me down
So when negativity surrounds
I know someday it'll all turn around because

All my life I been waitin' for
I been prayin' for, for the people to say
That we don't want to fight no more
They'll be no more wars
And our children will play, one day

One day this all will change
Treat people the same
Stop with the violence down with the hate
One day we'll all be free and proud
To be under the same sun
Singing songs of freedom like

22:11:00 | 0 comments | Read More

The Climb By Miley Cyrus lyrics

I can almost see it.
That dream I'm dreaming, but
There's a voice inside my head saying
You'll never reach it
Every step I'm takin'
Every move I make
Feels lost with no direction,
My faith is shakin'
But I gotta keep tryin'
Gotta keep my head held high

There's always gonna be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose
Ain't about how fast I get there
Ain't about what's waitin' on the other side
It's the climb

The struggles I'm facing
The chances I'm taking
Sometimes might knock me down, but
No I'm not breaking
I may not know it, but
These are the moments that
I'm gonna remember most
I've just gotta keep goin', and
I gotta be strong
Just keep pushing on, but

There's always gonna be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose
Ain't about how fast I get there
Ain't about what's waitin' on the other side
It's the climb

There's always gonna be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose
Ain't about how fast I get there
Ain't about what's waitin' on the other side
It's the climb

Keep on movin'
Keep climbin'
Keep faith baby
It's all about, it's all about
The climb
Keep the faith, keep your faith, woah
22:08:00 | 0 comments | Read More

Di Topi Tao Toba i lyrics


Di topi ni tao toba i
Rap hundul ma au dohot ho
Mamereng dompak dolok
Manaili dompak tao
Tung uli ma nian ido tahe

Mataniari torang manogot i
Lao patiurhon rura dolok natimbo
Alogo pe lambok pangullus mi
Tung sonang tahe hita nadua

Rohakki nian tu ho
Songon tikki di tao toba i
Mardomu dolok i
Tu tao natio
Songon i ma nian nang rohami

Sonang nai molo rap hita nadua
Uli denggan sude nang rohakki
Dang jadi sirang be ra hita na dua
Sai gabe ma sahat tu saur matua

Rohakki nian tu ho
Songon tikki di tao toba i
Mardomu dolok i
Tu tao na tio
Songon i ma nian nang roha mi

Sonang nai molo rap hita nadua
Uli denggan sude nang rohakki
Dang jadi sirang be ra hita nadua
Sai gabe ma sahat tu saur matua

Sonang nai molo rap hita nadua
Uli denggan sude nang rohakki
Dang jadi sirang be ra hita nadua
Sai gabe ma sahat tu saur matua

Sai gabe ma sahat tu saur matua
22:06:00 | 0 comments | Read More

Your Freedom is an Inside Job

Written By Unknown on Sunday 19 June 2011 | 18:37:00

Are you aware how fortunate you are? Those of us in the West are blessed with freedoms that many people in other parts of the world can only envy, such as the freedom to say what we want, to practice any religion that turns us on, even to wear whatever clothes we like. It is very easy to take our freedom for granted, as it is so integral to our daily life. Those who travel beyond our borders are often amazed when they experience how much other cultures differ, and come to deeply appreciate how precious such freedom is.
Yet, does our independence and freedom bring us any more happiness than the lack of it? We have visited many poverty-stricken countries and found immense happiness and freedom in the people, even though their physical lives were filled with hardship beyond measure. We have been in places where Deb had to wear a headscarf and long sleeves, where bare ankles are seen as more provocative than a bare midriff, or where we had to be very careful with what we said. But always the genuine smiles and laughter that greeted us were overwhelming.
We are not saying that other cultures are freer than ours, but we constantly find ourselves coming back to asking: How do those of us in the land of the free actually find and express our freedom?
We tend to have a limited idea of what freedom means. There is a myth that freedom is unattainable, that it lies somewhere ahead of us, or that once we have done this and achieved that then we can be free. And yet so often, as soon as this first obstacle is out of the way and freedom is looming close, another obstacle immediately comes along to delay it once more! We were teaching a workshop outside of London when Marie told us that she was very happy to be with us and was learning a great deal, but she knew she could not be at peace until her daughter was. Only when we shared that by first discovering our own inner peace then we can help others to find theirs, did she get it.
There is also the myth that happiness, independence and freedom are contingent on favorable external circumstances. Yet, we only have to look at examples, such as some of the Tibetan refugee prisoners—held in jail by the Chinese for many years in the most atrocious of conditions, who later emerged from their captivity in a state of inner peace and tranquility—to see that the freedom we really need to be talking about is not one that is dependent on external conditions but is the freedom within us, regardless of circumstances.
True freedom enables us to accept both good and bad without identifying with either. It is seeing things as they are and not being attached to our own preferences. Freedom is an inner awareness, a knowing that nothing can touch the truth of who we are; it is the “I AM” that is within each one of us.
For many people, some form of spiritual practice, such as meditation, can be very helpful. This doesn’t have to be religious in any way, and can be as simple as taking three breaths with awareness and intent. It is any activity that connects us to our inner heart and the magic of being alive. In this way, we can enter that place where we know ourselves as truly free.
Stop and Pay Attention Meditation
Freedom is in every moment, not in the future, not in the past, but right now.
Every so often throughout the day, just stop what you are doing and look around you. Breathe, smell, and be aware of this extraordinary world you live in.
Each time you stop, pay attention. Notice how easily your mind takes you into mindless thoughts, dreams and dramas, past or future fantasies—anywhere than just being here now.
Be aware of what is right in front of you, and the wonder of it all.
18:37:00 | 0 comments | Read More

gambar untuk suku batak


artefak-artefak suku batak lihat di http://manik.web.id/artifak-bangsa-batak.html


















18:06:00 | 0 comments | Read More

sekedar Ciremai

bagi yang berminat naik gunung ciremai yang tingginya 3078 mdpl ini dia informasinya..


Nama Gunung              : Gunung Ciremai
Lokasi Administratif     : Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Majalengka   Propinsi Jawa Barat
Letak Geografis           :  6053’30” LS dan 108024’00” BT Ketinggian Puncak      : 3.078 mdpl
 Rute Pendakian           : Rute Pendakian melalui 3 jalur, yaitu

1. JALUR LINGGARJATI

     Jalur pendakian dari Linggarjati ini sangat jelas, karenanya menjadi pilihan utama para pendaki. Dibandingkan dengan jalur lain, jalur Palutungan misalnya, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit, dengan kemiringan sampai 70 derajat. Air di  jalur ini hanya terdapat di Cibunar.
Dari Desa Linggarjati berjalan lurus, kurang lebih 30 menit, mengikuti jalan desa melewati hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar (750 mdpl). Di sini pendaki menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber air dan lurus ke arah puncak. Kalau tidak bermalam di Desa Linggarjati, pendaki bisa berkemah di Cibunar ini.
Persediaan air hendaknya dipersiapkan di sini untuk perjalanan pulang pergi, karena setelah ini tidak ada lagi mata air. Dari Cibunar, pendaki mulai mendaki melewati perladangan dan hutan pinus dan pendaki akan melewati Leuweung Datar (1.285 mdpl), Condang Amis (1.350 mdpl) dan Blok Kuburan Kuda (1.580 mdpl), disini pendaki dapat mendirikan tenda. Dari Cibunar sampai ke Blok Kuburan Kuda dibutuhkan waktu kira-kira 3 jam.
Jalur semakin curam dan pendaki akan melewati Pengalap (1.790 mdpl) dan Tanjakan Binbin (1.920 mdpl) di mana pendaki bisa menemui pohon-pohon palem merah. Selanjutnya kita lewati Tanjakan Seruni (2.080 mdpl) dan Bapa Tere (2.200 mdpl), kemudian pendaki sampai di Batu Lingga (2.400 mdpl), di mana terdapat sebuah batu cukup besar di tengah jalur. Menurut cerita rakyat, dasar kawah Gunung Ciremai sama tingginya dengan Batu Lingga ini. Perjalanan dari Kuburan Kuda sampai ke Batu Lingga ini memakan waktu sekitar 3 – 4 jam. Pada beberapa pos, dapat dijumpai nama tempat tersebut, walaupun kadang kurang jelas karena rusak.
Dari Batu Lingga pendaki akan melewati Sangga Buana Bawah (2.545 mdpl) dan Sangga Buana Atas (2.665 mdpl), mulai di jalur ini pendaki bisa memandang ke arah pantai Cirebon. Burung-burung juga akan lebih mudah pendaki jumpai di daerah ini dan selanjutnya pendaki akan sampai di Pengasinan (2.860 mdpl), yang dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari Batu Lingga. Di sekitar Pengasinan ini akan dijumpai Edelweis Jawa (Bunga Salju) yang langka itu, namun dari waktu ke waktu semakin berkurang populasinya. Dari Pengasinan menuju puncak Sunan Telaga atau Sunan Cirebon (3.078 mdpl) masih dibutuhkan waktu sekitar 0,5 jam lagi, dengan melewati jalur yang berbatu-batu.
Dari puncak, akan pendaki saksikan pemandangan kawah-kawah Gunung Ciremai yang fantastis. Bila cuaca cerah pendaki juga dapat menikmati panorama yang menarik ke arah kota Cirebon, Majalengka, Bandung, Laut Jawa, Gunung Slamet dan gunung-gunung di Jawa Barat. Pemandangan lebih menarik akan pendaki jumpai pada waktu matahari terbit dari arah Laut Jawa. Suhu di puncak bisa mencapai 8 – 13°C. Dari puncak ke arah kanan pendaki bisa menuju ke kawah belerang yang ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan. Dari Puncak kearah kiri 15 20 menit perjalanan, pendaki akan jumpai 3 buah cerukan, yang posisinya lebih rendah dari puncak dinding kawah, tempat yang cukup nyaman untuk bermalam dan berlindung dari tiupan angin kencang dari arah kawah.
Perjalanan mendaki puncak Gunung Ciremai rata-rata membutuhkan waktu 8-11 jam dan 5-6 jam untuk turun, dengan demikian pendaki harus mendirikan tenda di perjalanan. Pendakian pada musim kemarau cukup menyenangkan karena cuaca lebih bersahabat, dan kondisi medan tidak terlalu licin, serta pemandangan lebih cerah.

2.       JALUR PALUTUNGAN
Jalur Palutungan tidak terlalu curam seperti jalur Linggarjati, tetapi pendaki harus menambah waktu tempuh 2-3 jam. Dari Terminal Kuningan pendaki bisa langsung menuju Desa Palutungan yang jaraknya 9 km dengan Angkutan Pedesaan. Fasilitas telepon Interlokal terakhir tersedia di Kuningan. Di Palutungan hanya ada toko-toko kecil, maka sebaiknya keperluan logistik untuk bekal pendakian dipenuhi di Kuningan. Di Desa Palutungan terdapat areal perkemahan yang bernama Bumi Perkemahan Erpah, perjalanan hanya membutuhkan waktu 10 menit, dan setiap hari libur banyak pengunjung berwisata di tempat ini. Persedian air untuk pendakian sebaiknya disiapkan di desa ini dan untuk menginap.
Dari Palutungan pendakian pendaki teruskan melalui Cigowong (1.450 mdpl), selama 3 jam perjalanan, dimana terdapat sebuah sungai kecil yang lebarnya ± 1 1,5 m. Di sini pendaki bisa menambah persediaan air dan mendirikan tenda di tempat ini, walaupun tempatnya kurang memadai dan suhu sudah cukup dingin. Selanjutnya pendaki akan memasuki hutan dan melalui Blok Kuta (1.690 mdpl) dan Blok Pangguyungan Badak (1.790 mdpl).
Perjalanan pendaki teruskan dengan melewati Blok Arban (2.030 mdpl), kemudian Tanjakan Assoy (2.108 mdpl). Di tempat ini pendaki bisa beristirahat sebelum melewati tanjakan yang cukup curam. Dari Cigowong Girang diperlukan waktu 4 – 5 jam menuju tempat ini. Selanjutnya pendaki akan melewati Blok Pesanggrahan (2.450 mdpl) dan Blok Sanghyang Ropoh (2.590 mdpl), kemudian pendaki akan sampai pada pertigaan (2.700 mdpl) yang menuju ke Apui dan ke Kawah Gua Walet. Kira-kira 2 jam waktu tempuh dari Tanjakan Assoy ke pertigaan ini. Dari pertigaan pendaki menuju Kawah Gua Walet (2.925 mdpl) dan ke puncak Sunan Cirebon, yang diperlukan waktu 1,5 jam perjalanan. (http://Khatulistiwa.info/gunung/34-gunung-ciremai.html)

2.     JALUR MAJA (VIA APUY , CIPANAS)
Untuk mencapai kampung Apui, Cipanas, dari arah Bandung naik mibibus menuju ke terminal Maja, lalu dilanjutkan dengan naik mobil angkutan bak terbuka menuju Desa Apuy.
. Setiba di kampung Apui pendaki mempersiapkan kebutuhan air karena sepanjang jalur pendakian tidak terdapat mata air. Kampung Apui, Mayoritas penduduknya Sunda dan bermata pencaharian sebagai petani sayur-sayuran. Jalan masuk ke kampung ini banyak terdapat tanjakan - tanjakan dengan kemiringan hampir 70 derajat.
Awal pendakian dimulai melewati perladangan selama 3 – 4 jam, lalu  pendaki akan sampai di Pos I  Blok Arban. Di sini pendaki akan menemui pertigaan, (pendaki ambil yang ke arah puncak). Perjalanan memakan waktu sekitar 0,5 jam dari Pos 1, lalu diteruskan menuju Tegal Mersawah. Di Tegal Mersawah perjalanan langsung pendaki teruskan menuju ke Pangguyangan Badak. Di pendaki kita bisa beristirahat. Perjalanan pendaki teruskan, 2 jam lagi kita akan sampai di Tegal Jumuju (2.400 m dpl).
Dari Tegal Jamuju perjalanan pendaki teruskan menuju ke Sanghyang Rangkah, selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah terdapat lokasi pemujaan yang sering digunakan penduduk di sekitar lereng untuk upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan pendaki teruskan menuju ke Gua Walet (2.925 mdpl) selama 4 jam perjalanan.
Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan. Di sini pendaki juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya pendaki bisa menuju ke Tepi Kawah (3.056 m dpl) dan langsung ke puncak selama 3 jam perjalanan.







TEMPAT WISATA DI SEKITAR LOKASI KEGIATAN

            Tempat wisata yang terdapat di sekitar Gunung Ciremai yaitu:
(1)   Curug Situ Hiang (Desa Gunung Tengah)
(2)   Curug Muara Jaya (Desa Argamukti)
(3)   Curug Sawer (Desa Argalingga)
(4)   Gua Walet
(5)   Gua Lalai (Dekat Curug Situ Hiang)
(6)   Gedung Perjanjian linggarjati




00:35:00 | 0 comments | Read More